Menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain belum tentu orang yang pintar, pandai, IPK cumlaude, kaya prestasi atau bahkan yang berduit tebal. Sebaliknya, kunci orang yang bisa diterima banyak orang dan berguna bagi mereka hanyalah orang yang serius dan mau membaur dengan mereka. Tak peduli apakah cantik, jelek, miskin atau anak pejabat sekalipun. Kadang tak bisa dipungkiri, masa muda adalah masa untuk mengeksplor diri semaksimal mungkin. Nah, apa jadinya jika kita hanya terdiam menunggu dan melihat orang lain yang “melakukan”?? Membiarkan mereka mereka berlari sendiri mengejar cita dan harapnnya sedangkan kita duduk manis menontnnya. Your life will be so flat Tentukan dan posisikan diri kita sebagai “Pemain” man. Jangan hanya pasrah dan menerima begitu saja jika usaha kita sia-sia. Mari bicara tentang kepekaan diri terhadap lingkungan baik sosial maupun yang lainnya.
Kepribadian seseorang dapat dikelompokkan menjadi dua,
extrovert atau introvert
Kita tahu bahwa pribadi seseorang dikatakan cenderung introvert jika ia merasa kurang bisa “open mind” pada lingkungan yang baru. Jadi, extrovert adalah kebalikannya dari introvert, coba sintesis sendiri.
ada banyak tanda diri kita cenderung pada pribadi yang introvevert. Yuk cek diri kita
1. gak peka
kalo gak di suruh gak berangkat, kalo gak di tanya gak jawab, kalo gak di ajak ngobrol ya diem, terus kalau tidak di ajak ya gak ada inisiatif untuk mengusulkan dirinya di ikutkan. Pernahkah merasa yang seperti ini? yuk perlahan kita rubah perasaan meng-underestimate diri kita sendiri. Bukankah Allah menciptakan segala yang ada dalam diri kita yang terbaik? lebih hargai diri sendiri dan perlayakkan diri untuk melakukan hal agar tidak selamanya terkukung dalam comfort zone yang semakin menebal.
kalo gak di suruh gak berangkat, kalo gak di tanya gak jawab, kalo gak di ajak ngobrol ya diem, terus kalau tidak di ajak ya gak ada inisiatif untuk mengusulkan dirinya di ikutkan. Pernahkah merasa yang seperti ini? yuk perlahan kita rubah perasaan meng-underestimate diri kita sendiri. Bukankah Allah menciptakan segala yang ada dalam diri kita yang terbaik? lebih hargai diri sendiri dan perlayakkan diri untuk melakukan hal agar tidak selamanya terkukung dalam comfort zone yang semakin menebal.
2. kurang “open mind”
biasanya, kita menjadi introvert ketika mendapat kritikan dari orang. Lalu kita menganggap diri kita “victims” alias korban dari perbuatan mereka. Seringkali merasa bahwa pendapat, omongan dan keberadaan kita kurang diharapkan. Yuk, coba untuk membuka diri lagi, pandang segala sisi dari nilai positifnya. Memang susah diawalnya, tapi jika sudah terbiasakan, mudah kok. Memunculkan bisikan-bisikan hati yang membangun diri untuk merubah kebiasaan kita yang berpikir sempit. Coba saja dengan memulai membuka diri dengan banyak curhat bareng temen sekamar, sepondokan atau seasrama. InsyaAllah Allah meridloi langkah kita menjadi pribadi yang paling baik.
biasanya, kita menjadi introvert ketika mendapat kritikan dari orang. Lalu kita menganggap diri kita “victims” alias korban dari perbuatan mereka. Seringkali merasa bahwa pendapat, omongan dan keberadaan kita kurang diharapkan. Yuk, coba untuk membuka diri lagi, pandang segala sisi dari nilai positifnya. Memang susah diawalnya, tapi jika sudah terbiasakan, mudah kok. Memunculkan bisikan-bisikan hati yang membangun diri untuk merubah kebiasaan kita yang berpikir sempit. Coba saja dengan memulai membuka diri dengan banyak curhat bareng temen sekamar, sepondokan atau seasrama. InsyaAllah Allah meridloi langkah kita menjadi pribadi yang paling baik.
3. merasa gak penting
kecenderungan orang yang introvert akan lebih enjoy dengan dunianya sendiri. Ia akan memilih untuk menyendiri dan mencari kesenangannya sendiri. Parahnya, bisa jadi ia menganggap bahwa sosialita itu gak perlu, wasting time dan untuk saat itu gak penting. Padahal, yang paling mendukung untuk keluar dari zona introvert itu ya ber-SOSIALISASI man . yuk dicobaa.
kecenderungan orang yang introvert akan lebih enjoy dengan dunianya sendiri. Ia akan memilih untuk menyendiri dan mencari kesenangannya sendiri. Parahnya, bisa jadi ia menganggap bahwa sosialita itu gak perlu, wasting time dan untuk saat itu gak penting. Padahal, yang paling mendukung untuk keluar dari zona introvert itu ya ber-SOSIALISASI man . yuk dicobaa.
Sedikit ilmu yang baru saja diperoleh ini dirasa perlu dibagi bagi kalian yang sedang gelisah dengan sisi introvertnya sekarang. Semoga bisa membantu dan menydarkan diri kita untuk senantiasa menjadi pribadi yang berguna Aaamiin.
0 komentar:
Posting Komentar