Okey
Pendiam, pemalu, tertutup, temennya sedikit, dan bla-bla...
Introvert? Are you sure?
Temen pernah bilang kalo aku introvert.
'Really?' ini yang ada dibenak aku.
Kalo emang iya, kok kayanya mereka anggap itu sesuatu yang salah, seperti itu adalah penyakit, ya penyakit yang "elo tuh ga boleh introvert, ubah diri lo napa"..
Waktu temen bilang gitu, aku sempet down soalnya it's like something wrong..
dan aku cari tau tentang introvert itu apa...
Ternyata, manusia di dunia ini terbagi dua yaitu introvert dan extrovert. Keduanya bukanlah suatu penyakit, tapi karakter tiap individu. Si dia introvert, dia extrovert, dan gak ada yang salah dengan keduanya..
Aku sempet mengira kalo introvert adalah penyakit kejiwaan sehingga membentuk kepribadian seseorang. Tapi setelah aku cari tau ternyata itu memang sebuah "gift". Dan keduanya sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. So, gak ada yang salah kalo kita termasuk introvert! Bukan suatu penyakit yang butuh kita obati tetapi lebih melatih diri menjadi seimbang meskipun secara lahiriah kita memiliki karakter tertentu.
Bukan berarti extrovert adalah yang terbaik. Sama kok kedudukannya kaya introvert.
Dan gak dicari juga sempet aku temuin bacaan tentang kelebihan-kelebihan introvert di majalah, dan juga di buku Kreatif Sampai Mati-nya Wahyu Aditya, judul Babnya Introvert Itu Cool! Di bawah ini aku ketik ulang.. sok dibaca, lebih seru baca satu buku siih.
Saya akan menjabarkan beberapa analisis dari Susan Cain, penulis The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking tentang introvert. Oh iya, Susan Cain juga seorang introvert :)
Sebenarnya ada yang salah ketika menjadi introvert dianggap salah. Masyarakat akan merugi jika hal ini terjadi.
Dunia sebenarnya membutuhkan manusia introvert yang juga dapat berkarya semaksimal manusia extrovert.
Kita harus memahami bahwa introvert bukan tentang masalah bahwa dia tidak bisa bersosialisasi. Bukan berarti seorang introvert selalu memiliki sifat pemalu. Ini hanya permasalahan tentang bagaimana seseorang merespons sebuah rangsangan atau stimulasi.
Jika seorang extrovert mendambakan interaksi sosial, introvert lebih nyaman ketika merasa sendiri.
Susan Cain meneliti bahwa talenta kita bisa maksimal ketika kita berada di zona atau area yang dapat menstimulasi kita dengan tepat.
Beberapa pemimpin besar seperti Eleanor Roosevelt, Ghandi, dan Rosa Parks adalah introvert. Mereka bisa dikatakan sebagai sosok yang pendiam, sangat lemah lembut dalam berbicara, dan pemalu.
Ini membuktikan bahwa sifat tenang memiliki kekuatan luar biasa dan unik. Apakah masyarakat bisa mengemukakan alasan mereka kenapa para pemimpin tadi bisa memimpin? Semua itu karena mereka tidak punya pilihan selain melakukan apa yang mereka pikir benar.
Sebetulnya setiap individu tidak bisa dikategorikan murni introvert atau extrovert. Kita harus berada diantara keduanya. Sejatinya kita butuh keseimbangan, Yin dan Yang, introvert dan extrovert.
Kesendirian adalah salah satu kunci untuk menemukan kreativitas. Charles Darwin lebih memilih berjalan jauh di taman ketimbang menghadiri undangan makan malam untuk mencari ide.
Dr. Seuss, pengarang cerita anak-anak yang populer dengan buku berjudul The Cat in the Hat, menulis dalam kesendirian, dan sangat takut bertemu dengan anak-anak yang menggemari buku ceritanya. Dia takut kecewa terhadap respons mereka jika bertemu, betapa pendiamnya dia.
Steve Wozniak salah seorang pendiri Apple mengungkapkan bahwa dia tidak akan menjadi seorang ahli komputer jika dia tidak berdiam diri di rumah.
Beberapa pemuka agama seperti Buddha, Yesus, hingga Muhammad SAW, masing-masing pergi ke alam liar dalam kesendiriannya untuk mendapatkan "jawaban"
Sejatinya masyarakat akan mengikuti sosok yang karismatik. Namun, tidak ada korelasinya seorang yang karismatik harus jago ngomong, karena orang yang jago ngomong belum tentu memiliki ide yang hebat.
Jim Collins dalam bukunya berjudul Good to Great menjelaskan bahwa untuk membangun sebuah perusahaan dari sekadar baik menjadi perusahaan hebat, dibutuhkan pemimpin yang sudah berada di kategori "Level 5"
Tahukah kamu, ternyata salah satu karakterisitik pemimpin Level 5 adalah memiliki sifat rendah hati, tenang, pendiam, pemalu, berwatak halus, dan tidak menonjolkan diri.
Coba simak karakteristik Master Yoda. Di balik kesederhanaan, kekaleman, dan kelembutannya, ternyata dia adalah seorang Jedi Master paling powerfull, susah untuk ditaklukan oleh lawan-lawannya.
Susan Cain, sang peneliti introvert itu, memiliki kakek yang bekerja selama hidupnya sebagai pendeta. Kakeknya hidup sendirian di apartemen kawasan Brooklyn yang ruangannya penuh dengan koleksi buku. Sebuah tempat favorit bagi Susan pada masa kecilnya, karena dia memiliki hobi yang sama, yaitu membaca.
Kakeknya sangat mencintai kegiatan membaca, sebagaimana dia mencintai jamaahnya. Walaupun si kakek sudah memimpin jamaahnya selama 62 tahun, dia tetap malu untuk melakukan eye contact kepada jamaahnya.
Pada masa-masa akhirnya, sang kakek pernah mempercepat percakapan dengan salah seorang jamaahnya, karena merasa takut jika dia telah membuang waktu si jamaah yang diajak berbicara itu.
Ketika kakek Susan meninggal pada umur 92 tahun, polisi terpaksa harus menutup salah satu jalan Brooklyn karena mengularnya jamaah yang ingin memberikan penghormatan terakhir untuk si kakek.
Dari kisah ini, Susan Cain menyadari bahwa kita harus mengubah persepsi tentang introvert. Kita tidak harus membudidayakan kerja kelompok terus-menerus. Ada kalanya kita butuh bekerja sendiri, memberikan privasi lebih, dan otonomi.
Memang benar murid harus diajarkan untuk bekerja sama. Namun, murid juga harus diajarkan bagaimana bekerja sendirian.
Kita harus memberikan kebebasan bagi seorang introvert, kebebasan dalam mencari solusi dan kreativitas dengan caranya sendiri.
Introvert dan extrovert sama-sama harus disejajarkan dalam panggung yang sama. Sama-sama harus diberikan tepuk tangan yang meriah.
Source: http://andanprima.blogspot.com/2013/09/introvert-itu-cool.html
Minggu, 12 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar